TUlisan terbaru dari kami...

get this widget here

cerpen

Saudaraku



Fajar mulai menyingsing, sang kokkok memanggil penghulu eh ke hulu, tanda datangnya hidup baru. Membawa berita baru. Bukan cerita lucu, tapi berita yang lumayan seru. Dua gedung pencakar langit biru di Amerika runtuh dan mengakibatkan korban yang jumlahnya lebih dari seribu (menurut isu). Amerika geger, dunia ikut geger. Ada sorak kegembiraan bagi yang terlanjur benci Amerika. Ada rasa takut di kalangan penjilat. Negara adidaya kecolongan. Sepertinya mustahil. Tapi itulah kenyataannya. Di atas langit ada langit. Agar dunia tahu dan sadar siapa Tuhan manusia. Allah Yang Maha Kuasa.Yang Maha berkehendak. Tak ada sesuatu yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya.
"Ini pasti ulah si Islam.. !!!teriak Amerika garang.
“Mas…mas jangan sembarangan nuduh ye. Islam tuh orangnye baek-baek. Super toleran ama orang laen,” bantah bang Izzat kesal sambil menudingkan jarinya ke arah Amerika.
“Nggak! Pokoknya ini pasti kerjaannya Arab si biang kerok bin laden itu...
“Wah… itu sih sentimen namanya bung.”
“Bodo amat. Amat aja nggak bodo. Saudara mau apa? Kalo saya bilang Islam ya Islam. Dunia kan milik saya sekarang, tahu? saya mau begini kek, mau begitu kek, apa urusan kamu?”
Sebagai orang Islam yang tulen, mendengar begitu bang Izzat tambah naek darah, ”Heh, jangan mentang-mentang preman ye, berani seenaknya. Saya bilangin aja, Islam nggak bakal pernah nyakitin orang sebelum disakiti, Bung. Emang sekarang Islam lemah tapi ingat semut pun kan marah bila terlalu.”
“Maksud saudara… ?” tanya Amerika dengan nada mengejek.
“Iya, saudara seenaknya saja menuduh tanpa bukti yang jelas. Merasa ada yang mengusik sedikit maen tarik, maen gebuk. Emangnya kami beduk!? Saudara menuduh si Islam teroris lantaran korban yang jumlahnya belum seberapa dibanding korban orang-orang Palestina yang dihabisi Israel. Apakah saudara telah lupa siapa yang meledakkan bom atom di Heroshima? Berapa jumlah korban orang-orang tak berdosa di sana hah? Coba jawab… jawab...siape yang teroris, siape?” sambil menarik kerah baju Amerika karena sudah saking keselnya.
Amerika menepis tangan bang Izzat dan dengan congkak ia malah balas marah, ”Eh...eh...eh berani ya? Apa anda tidak sadar dengan siapa anda sedang berhadapan? Belum pernah kelilipan rudal ya? Ha…ha…ha….. Pengawal, tangkap ini orang. Interogasi dia. Mungkin dia punya hubungan dengan bin laden."
“Siap, tuan!” Pengawal-pengawal dengan serentak menangkap bang Izzat. Sementara si Kuwait, Pakistan, Saudi, dan laen-laennya hanya menonton kejadian itu saja.
”Hei, arab-arab dungu! kenape ente-ente pade diem aje, bertindak dong, bertindak! Bang Izzat terus diseret menjauh hingga tak terdengar suaranya lagi.
‘’Hei Arab, perlu suadara-saudara ketahui, bahwa seluruh Eropa sudah mendukung Amerika. Apakah saudara mau seperti bang Izzat? kalian harus membantu kami menangkap bin Laden keparat itu, mengerti ?
‘’Mengerti, tuan!” jawab arab-arab serentak.
“Ha…ha...ha… bagus...bagus,” tawa Amerika bangga.
“Tapi bin Laden itukan masih family kami tuan,” kata salah satu Arab.
“Heh, jangan banyak komentar! Saudara mau tetap memimpin Arab tidak? Atau saudara mau kami menggulung negeri kalian?
“Kaen kali, maen gulung aja,” gerutu salah satu Arab.
‘’Apa kamu bilang? Tanya Amerika.
“He...he...he...nggak tuan.”
“Cengingisan! Gue gembuk juga luh”..!bentak amerika.
“Jangan tuan ..jangan.. kami siap deh ngorbanin saudara sendiri asal kami tetep hidup bahagia”.
Mereka pun pergi menghubungi si afghanistan meminta agar menyerahkan bin laden yang diperkirakan bersembunyi disitu.
“Walaupun tidak ada ikatan darah dengan bin laden kami tidak akan menyerahkan saudara seaqidah kami, meskipun perang yamg akan kami hadapi”. Tegas afghanistan.
“jangan sok mantap deh ghan..! amerika tuh”. Rayu si arab.
“Nggak peduli, amerika kek, ame rino kek, ame siape kek. Yang penting islam” kata afghan.
“Wah, kalo begini caranya bisa perang beneran ini, kacau dah…kacau. Udah ah pokoknya nggak mau tahu. Kalo tambah ba-by ok” dengan langkah kecewa arab meninggalkan afghan.
Semua yang dianggap punya hubungan dengan bin laden di sikat habis. Sampai tiba saatnya hari eksekusi bang Izzat. Dengan disaksikan orang banyak amerika ingin menunjukan powernya.
“saudara-saudara sekalian, inilah contoh kawanan teroris yang mengganggu dunia. Sekarang kita akan saksikan kematiannya bersama”. Tembaaak….perintah amerika.
Dor..dor…dor…gubrak . tubuh sang mujahid bang Izzat jatuh dari ranjangnya.
Berhubung bang Izzat udah bangun, abang minta maaf nggak bisa ngelanjutin ngimpinya lagi. Abang mau qiyam dulu. Ngimpi ini abang kasih judul Hidup mulia atau Mati syahid. Sampai ketemu di edisi bang Izzat yang baru.

Bang Muchtar

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger news