TUlisan terbaru dari kami...

get this widget here

Februari 2011

Mari senyum...

Pagi yang cerah menghampiri setiap hariku...
sinar mentari membauri dinginnya pagi, serta angin sepoi membelaiku dengan mesra.... ahhhhhhhhhhhh.... indahnya hariku...
Semua ciptaanNYA begitu bersahat dengat diri yang hina ini, semuanya  selalu penghibur hati yang dilanda kegelisahan dan kesedihan...

Sekarang banyak manusia meremehkan dan meluputkan sebuah amalan kecil yang berpengaruh ini... Siapa sangka, seseorang yang memiliki sebuah permasalahan dan kegundahan, ketika ia melihat temannya menyapa dirinya dengan hiasan senyuman indah dapat merubah keadaan hatinya, dan ia kembali menemukan semangat dalam hidupnya... dan tak jarang juga ketika seseorang pergi dengan penuh semangat menuju kantornya ketika ia menemukan seorang teman yang bermuka masam padanya, tiba tiba semangat yang trelah ia kumpulkan dari rumah hancur terbuang karna paras muka seorang teman tadi...
Saudaraku... mari kita perbanyak senyum jangan kita biarkan diri kita menjadi mesin penghancur bagi saudara kita, marilah kita pupuk diri kita untuk menjadi pencerah dan penyejuk hati bagi orang orang disekitar kita....
mari Indahkan hidup dengan Senyuman....

Hiburan...



3 Perkara

Pada suatu hari Abu Nawas pergi ke pasar Baghdad lalu berkata dengan suara yang nyaring. " Dalam hidup saya ada tiga perkara yang selalu saya lakukan. Kalau kalian nak dengar sila datang beramai-ramai."

Maka orang ramai pun berkumpul di keliling Abu Nawas.

" Wahai Abu Nawas otak geliga tapi perangai gila-gila. Beritahu kami apa tiga perkara itu." desak seorang pengawal Khalifah Harun Al Rashid yang kebetulan berada di situ.

" Yang pertama, saya selalu bersaksi dengan perkara yang tidak pernah saya lihat," jawab Abu Nawas.

" Memang tuan orang gila," kata Pengawal Khalifah.

"Yang kedua, saya selalu melarikan diri dari rahmat Allah swt."

"MasyaAllah, Abu Nawas sudah sesat!" jerit orang ramai.

" Yang ketiga, saya selalu makan bangkai!."

Jawapan Abu Nawas menimbulkan kemarahan orang ramai. Mereka mendesak Abu Nawas di hadapkan kepada Khalifah Harun Al Rasyid supaya dihukum.

Maka pengawal pun mengheret Abu Nawas ke istana lalu dihadapkan kepada Khalifah Harun Al Rashid.

" Benarkah apa yang kamu katakan itu, wahai Abu Nawas?" tanya Khalifah.

"Benar wahai Amirul Mukminin," jawab Abu Nawas dengan tenang.

" Kamu dihukum penjara," titah Khalifah Harun Al Rasyid dan orang ramai gembira mendengarnya.

Tetapi esoknya orang ramai terkejut dan merasa hairan bila melihat Abu Nawas ada di pasar dan mengulangi lagi ucapan yang sama.

"Bukankah awak sudah dihukum penjara oleh Amirul Mukminin?" tanya orang ramai.

" Benar�" jawab Abu Nawas sambil tertawa. " Saya ucapkan terima kasih kerana kamu saya mendapat hadiah daripada Khalifah yang bijaksana."

Orang ramai merasa hairan lalu meminta Abu Nawas menjelaskannya.


" Amirul Mukminin Harun Al Rashid seorang khalifah yang bijaksana dan setelah baginda mendengar penjelasan saya, maka saya dilepaskan dari penjara dan diberi hadiah oleh baginda." Jawapan itu menyebabkan orang ramai semakin takjub lalu minta penjelasan dari Abyu Nawas terhadap tiga perkara yang mengelirukan mereka.

" Yang saya maksudkan bersaksi dengan perkara yang tidak pernah di lihat itu maksudnya begini, saya bersaksi bahawa Allah itu ada walaupun saya tidak pernah melihatnya."

"Melarikan diri dari rahmat Allah maknanya bila hujan turun saya melarikan diri ke tempat teduh. Bukankah hujan itu rahmat Allah?"

"Saya selalu makan bangkai maknanya saya suka makan ikan. Bukankah ikan itu tidak disembelih dan setiap haiwan yang tidak disembelih disebut bangkai?" Orang ramai kagum dengan kebijaksanaan Abu Nawas.

pelajaran

Balasan Kesabaran


Anas bin Malik r.a. berkata, "Anak laki-laki Abu Thalhah dari Ummu Salamah meninggal dunia." Maka, istrinya berkata kepada keluarganya, 'Jangan kalian beritakan kepada Abu Thalhah tentang kematiannya, sampai aku sendiri yang mengabarkannya'!"

Anas bin Malik berkata, "Abu Thalhah datang dan dihidangkan kepadanya makan malam, maka ia pun makan dan minum, sang istri kemudian berdandan indah, bahkan lebih indah dari waktu-waktu yang sebelumnya. Setelah dia merasa bahwa Abu Thalhah telah kenyang dan puas dengan pelayanannya, sang istri bertanya, 'Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu tentang suatu kaum yang meminjamkan sesuatu kepada sebuah keluarga, lalu mereka mengambil barang yang dipinjamkannya, apakah mereka berhak menolaknya?' Ia berkata, 'Tidak (berhak)!' 'Jika demikian, maka mintalah pahalanya kepada Allah tentang putramu (yang telah diambilnya kembali)!' kata sang isteri. Suaminya menyergah, 'Engkau biarkan aku, sehingga aku tidak mengetahui apa-apa, lalu engkau beritakan tentang (kematian) anakku?' Setelah itu, ia berangkat mendatangi Rasulullah saw. lalu ia ceritakan apa yang telah terjadi."

"Maka, Rasulullah saw. bersabda, 'Semoga Allah memberkahi kalian berdua tadi malam.' Anas berkata, 'Lalu istrinya mengandung dan melahirkan seorang anak. Kemudian Abu Thalhah berkata kepadaku, 'Bawalah dia kepada Nabi saw.' Lalu aku bawakan untuknya beberapa buah kurma. Nabi saw. lalu mengambil anak itu seraya berkata, 'Apakah dia membawa sesuatu?' Mereka berkata, 'Ya, beberapa buah kurma,' Nabi saw. kemudian mengambilnya dan mengunyahnya, lalu diambilnya dari mulutnya, kemudian diletakkannya di mulut bayi itu dan beliau menggosok-gosokkannya pada langit-langit mulut bayi itu, dan beliau menamainya Abdullah." (HR Al-Bukhari).

Dalam riwayat Al-Bukhari, Sufyan bin Uyainah berkata, "Seorang laki-laki dari shahabat Ansar berkata, 'Aku melihat mereka memiliki sembilan anak. Semuanya telah hafal Alquran, yakni dari anak-anak Abdullah, yang dilahirkan dari persetubuhan malam itu, yaitu malam wafatnya anak yang pertama, yaitu Abu Umair yang Nabi saw. mencandainya seraya berkata, 'Hai Abu Umair, apa yang sedang dilakukan anak burung pipit'?''

Dalam riwayat lain, lihat Baradul Akbad hlm. 25 disebutkan, "Ia berkata, 'Maka istrinya pun hamil mengandung anaknya, lalu anak itu ia beri nama Abdullah, lalu Rasulullah saw. bersabda, 'Segala puji bagi Allah yang menjadikan dalam umatku orang yang memiliki kesabaran seperti kesabaran seorang wanita dari Bani Israil.' Kepada beliau ditanyakan, 'Bagaiman beritanya wahai Rasulullah?' Beliau bersabda, 'Dalam Bani Israil terdapat wanita bersuami yang memiliki dua anak. Suaminya memerintahkannya menyediakan makanan untuk orang-orang yang ia undang. Para undangan berkumpul di rumahnya. Ketika itu kedua anaknya keluar untuk bermain, tiba-tiba mereka terjatuh ke dalam sumur dekat rumahnya. Sang istri tidak hendak mengganggu suaminya bersama para tamunya, maka keduanya ia masukkan ke dalam rumah dan ditutupinya dengan pakaian. Ketika para undangan sudah pulang, sang suami masuk seraya bertanya, 'Di mana anak-anakku?' Istrinya menjawab, 'Di dalam rumah.' Ia lalu mengenakan minyak wangi dan menawarkan diri kepada suaminya, sehingga mereka melakukan jimak. Sang suami kembali bertanya, 'Di mana anak-anakku?' 'Di dalam rumah,' jawab istrinya. Lalu sang ayah memanggil kedua anaknya. 'Tiba-tiba mereka keluar memenuhi panggilan. Sang istri terperanjat, 'Subhanallah, Mahasuci Allah, demi Allah keduanya telah meninggal dunia, tetapi Allah menghidupkannya kembali sebagi balasan dari kesabaranku!"

Hiburan...


Abu Nawas

Abu Nawas adalah seorang yang cerdik dan mempunyai pemikiran yang luas, tetapi perwatakannya sangat melucukan dan menjadi bahan ketawa kepada orang ramai pada masa itu. Beliau sangat disanjungi dan disayangi oleh Khalifah Harun Al-Rashid.

Pada suatu hari Abu Nawas pergi ke pasar untuk berjumpa kawan-kawannya. Keadaan pasar pada pagi itu sibuk dengan orang ramai yang sedang membeli belah. Apabila tiba sahaja di pasar Abu Nawas berkata "Hai kawan-kawanku, aku sangat benci kepada yang hak dan sangat cinta kepada fitnah" dan beliau berkata lagi "Aku sesungguhnya pada hari ini sangat kaya malah lebih kaya daripada Allah". Orang ramai yang mendengar ucapan Abu Nawas mulai rasa curiga dan menuduh Abu Nawas sudah tidak siuman lagi karana semua orang sangat mencintai kepada perkara yang hak dan membenci kepada fitnah dan sesungguhnya Allah maha kaya dari sekelian makhlukNya.

Orang ramai yang berada disitu telah menangkap Abu Nawas dan membawanya mengadap Khalifah Harun Al-Rashid. Orang ramai memberi tahu Khalifah Harun Al-Rashid tentang ucapan Abu Nawas di pasar tadi, Khalifah sangat marah dengan kata-kata Abu Nawas. Oleh kerana Khalifah adalah seorang pemerintah yang adil, beginda tidak terus menghukum Abu Nawas sehingga beliau benar-benar pasti akan kebenaran kata-kata Abu Nawas. Khalifah bertanya kepada Abu Nawas "Adakah benar kamu mengatakan bahawa kamu sangat membenci kepada yang hak dan mencintai kepada fitnah?". "Benar wahai Amirul Mukminin" jawab Abu Nawas. Khalifah bertanya lagi "Adakah benar kamu mengatakan bahawa kamu lebih kaya daripada Allah?". Jawab Abu Nawas "Benar wahai Amirul Mukminin".

Khalifah Harun Al-Rashid sangat marah kepada Abu Nawas kerana setahunya Abu Nawas adalah seorang yang alim dan sentiasa bertakwa kepada Allah. Khalifah berkata "Apakah yang telah terjadi kepada kamu?. Telah kafirkah kamu kerana sanggup mengucapkan kata-kata tersebut?". Abu Nawas tersenyum dan berkata "Sabarlah wahai Amirul Mukminin, dengarlah dahulu penjelasan hamba" "Apa yang kamu hendak jelaskan lagi, bukankah kata-kata kamu sudah jelas dan nyata" jawab Khalifah. "Begini wahai Amirul Mukminin" jawab Abu Nawas dan menyambungnya lagi "Aku sering mendengar orang membaca talkin bahawa mati itu adalah hak dan neraka adalah hak, bukankah mati dan neraka sangat dibenci oleh orang ramai" "Saya rasa Amirul Mukminin juga membenci akan mati dan neraka sama seperti saya membencinya" kara Abu Nawas. Khalifah Harun Al-Rashid mengangguk-nganggukkan kepalanya menandakan kebenaran kata-kata Abu Nawas.

"Bagaimana pula dengan kata-kata mu bahwa kamu sangat mencintai kepada fitnah" kata Khalifah. Jawab Abu Nawas "Anak dan Harta boleh membawa kepada fitnah, tidak ada seorang pun yang membenci akan anak dan harta. Khalifah sendiri sangat mencintai anak dan suka mengumpulkan harta". Khalifah sekali menganggukkan kepalanya sebagai menandakan kebenaran kata-kata Abu Nawas.

Khalifah Harun Al-Rahid bertanya lagi "Terangkan kepada ku bagimana kamu mengatakan bahawa kamu lebih kaya daripada Allah". Abu Nawas menjawab dengan selamba "Saya mempunyai ramai anak sedangkan Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan". Orang ramai yang berada disitu berasa lega dan berpuas hati diatas penjelasan Abu Nawas. Mereka pun beredar dari situ untuk meneruskan aktiviti masing-masing.

Khalifah Harun Al-Rashid memberikah hadiah kepada Abu Nawas diatas kebijaksanaannya dan berkata berkata kepada Abu Nawas "Apakah sebenarnya yang menyebabkan kamu mengucapkan kata-kata tersebut di khalayak ramai". Abu Nawas menjawab bahwa dia ingin berjumpa dengan Amirul Mukminin, hanya dengan cara itu sahajalah dia dapat berjumpa dengan Amirul Mukmini.

Setelah berbual-bual dengan Khalifah Harun Al-Rashid, Abu Nawas memohon diri dan beredar dari situ.

Dmn Kelemahan Kita???

''sllu sj ada, thpn2 yg dlkkan syeitan hingga kt trjrumus dlm jbknny yg jhat t''

kt mmlki ttik2 lmh yg mgkn b'bda. Tpi stiap kt pntg mgnaliny. Klmhan yg sdh kt kthui, tdk blh u djdkan se1 yg mnmbah blnggu n kian mngkat kki kt u b'grak. Justru, sblikny, agr bljar n mnguasah sni u mngtasinya.
Sdrku, rngkanlh baik2 bhw dmnsi klmhan dlm keimanan n ibdah ini trjd tdk sklgus. Ia t'jdi scr brthap, sdkit dmi sdkit, shg tdk jrang kt blum bsa mndteksiny, kcuali d saat pnrunan smgt n tgkt kmlsan itu sdh trs sgt mmbebni kt dlm mlkukn kta'atn.
Sdrku, mri brpgngan d jln ini. Kt tk mgkn mghdapi jln licin n brduri ini sndri-sndri. Kt bs mjd kuat dg kbrsmaan. Kt bs mmkul amnh hdp ini, dg slg mnpang u ttp brd d sni trus mlgkh brsma.
Jgn mlgkh sndri sdrku..

Pesan untuk pemuda


            Pemuda adalah jantung dalam perjuangan Islam, Dengan semangat baru yang senantiasa menggelora bak air mengalir , tak ada yang dapat menghentikan laju dan gaeraknya. Itulah keunggulan dan kelebihan kita...
Tapi, apakah kelebihan dan keutamaan itu telah kita gunakan dan kita manfatkan dijalan dan RidhoNYA???
Allah berfirman didalam Al Quran yang artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung"
(Ali Imran:104)
Ayat ini adalah seruan buat manusia  yang merasa terpanggil untuk menegakkan kalimatNYA dimuka bumi ini, terutama kita para PEMUDA....
Imam Hasan Albana berpesan...
Saudaraku,
Janganlah kalian berputus asa, karna putus asa bukanlah Akhlak seorang Muslim.
Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemaren, dan impian hari ini adalah kenyataan hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena fenomena kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidupnya dan yang kuat tidak selamanya kuat.
Hanya Allah lah dzat yang Mahaagung, dan hanya bagiNYA segala puji.

Ingatlah Saudaraku wahai Pemuda kita adalah jantung perubahan, mari bersama sama kita perjuangkan Agama ini, Bersama kita pasti bisa...

Hanya kepada Allah lah  kita berserah diri ...

Sempurnanya Islamku...

Manusia didunnia ini menginginkan yang namanya kebahagiaan dan ketentraman.
dalam menggapainya manusia memiliki pandangan dan sumber yang berbeda beda, dan dari keberagaman inilah muncullah bermacam tipe dan bentuk gaya hidup manusia...

dan dalam pandangan hidup ini dikelompokkan dalam dua Induk besar, 1@ yaitu Gaya hidup Islami dan 2@Gaya hidup jahili...

Dan sekarang kita akan Berbicara tenytang Sumberyang utama... @Gaya hidup Isalami
Kita mengetahui, bahwasanya gaya hidup yang Islami ini memiliki landasan atau pengan yang kuat, Pegangan yang dibuat oleh Yang Maha Mencipta, dan di Iringi dengan Sunnah sang Utusan Yang Mulia...

Dan setiap Muslim memiliki kewajiban untuk memilih dan mengikuti Gaya ini...
Allah befirman dalam Kitabnya:
Artinya: Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf: 108).


dan dari ayat ini, jelaslah bahwa setiap Pribadi muslim harus memilih jalan yang telah disempurnakan ini, dan kehidupan jahili adalah pilihan yang Haram baginya.
Dan hadits Rasulallah yang berbunyi:

Artinya: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu hasan).

Jelaslah bagi kita untuk mengutamakan dan menjalani sistim yang Allah berikan dan Rasulallah tunjukkan kepada kita, yang akan membawa kita pada kebahagiaan dan ketentraman,
tak ada syariat atau  aturan yang meliputi segala aspek tingkah laku dan perbuatan kita kecuali islam, semua telah tersusun rapi dan matang untuk kita...
Mari kita realisasikan, kalo bukan kita siapa lagi...
Ayo bangga dengan agama kita, bangga dengan segala yang telah Allah dan Rasulnya ajarkan kepada kita. Mari bersama berlomba untuk mendapatkan RahmatNYA.

Postingan Lebih Baru

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger news